Edukasi Pemanfaatan Bahan Alam Kelopak dan Tangkai Terung Ungu (Solanum melongena L) Sebagai Alternatif Terapi Intoleransi Laktosa dan Pencegahan Stunting
Main Article Content
Abstract
Tren angka stunting di Indonesia sejak 2018 hingga 2021 dapat dikatakan menurun yaitu dari 30,8 pada tahun 2018 dan 24,4% pada tahun 2021, namun penurunan ini tidak terlalu signifikan, sehingga stunting masih menjadi fokus pemerintah dalam program SDG (Sustainable Development Goal). Target pemerintah angka stunting harus turun hingga 14% pada tahun 2024. Upaya pemerintah dalam menurunkan kejadian stunting di Indonesia adalah memberikan edukasi pencegahan stunting kepada seluruh masyarakat. Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) ini bertujuan untuk mengedukasi masyarakat tentang stunting dan faktor penyebabnya, serta intoleransi laktosa sebagai faktor sekunder stunting, dan memberikan pelatihan berupa pembuatan yogurt dari kelopak dan tangkai terung ungu sebagai aplikasi dari hasil penelitian. Peserta sasaran kegiatan ini adalah kader posyandu, ibu hamil dan ibu yang memiliki anak balita. Kegiatan ini diawali dengan pemberian kuesioner pre-test pada 30 orang peserta, dilanjutkan dengan pemberian edukasi tentang stunting dan pemberian pelatihan pembuatan produk yogurt untuk penderita intoleransi laktosa dan sesi tanya-jawab intensif dan ditutup dengan pemberian kuesioner post-test dan survey kepuasan. Data yang diperoleh terdapat peningkatan pengetahuan masyarakat sebesar 20% mengenai kesadaran pencegahan stunting dan upaya pemenuhan nutrisi bagi penderita intoleransi laktosa dengan cara membuat yogurt dari tangkat terung ungu. Tidak ditemukan anak stunting pada kelurahan Sungai Bambu, Jakarta utara karena pemberian edukasi stunting pada ibu hamil telah rutin dilakukan. Hal ini merupakan bukti positif kerja nyata kader posyandu dalam menjalankan program Pemerintah Indonesia yaitu pencegahan stunting.
Article Details

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
References
Apriluana, G., & Fikawati, S. (2018). Analisis Faktor-Faktor Risiko terhadap Kejadian Stunting pada Balita (0-59 Bulan) di Negara Berkembang dan Asia Tenggara. Media Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan, 28(4), 247–256. https://doi.org/10.22435/mpk.v28i4.472
Budhathoki, S. S., Bhandari, A., Gurung, R., Gurung, A., & Kc, A. (2020). Stunting Among Under 5-Year-Olds in Nepal: Trends and Risk Factors. Maternal and Child Health Journal, 24, 39–47. https://doi.org/10.1007/s10995-019-02817-1
Dewiasty, E., Setiati, S., Agustina, R., Roosheroe, A. G., Abdullah, M., Istanti, R., & de Groot, L. C. (2021). Prevalence of lactose intolerance and nutrients intake in an older population regarded as lactase non-persistent. Clinical Nutrition ESPEN, 43, 317–321. https://doi.org/10.1016/j.clnesp.2021.03.033
Garipoglu, G. (2022). Effect of lactose intolerance severity on food intake and quality of life on adult with lactose intolerance in turkey. Journal Oh Health Research, 36(3), 533–540.
Habimana, S., & Biracyaza, E. (2019). Risk Factors Of Stunting Among Children Under 5 Years Of Age In The Eastern And Western Provinces Of Rwanda: Analysis Of Rwanda Demographic And Health Survey 2014/2015. Pediatric Health, Medicine and Therapeutics, Volume 10, 115–130. https://doi.org/10.2147/phmt.s222198
Haile, B., & Headey, D. (2023). Growth in milk consumption and reductions in child stunting: Historical evidence from cross-country panel data. Food Policy, 118. https://doi.org/10.1016/j.foodpol.2023.102485
Hegar, B., & Widodo, A. (2015). Lactose intolerance in Indonesian children. In Asia Pacific Journal of Clinical Nutrition (Vol. 24, pp. S31–S40). HEC Press. https://doi.org/10.6133/apjcn.2015.24.s1.06
Lactose intolerance diagnosis, genetic, and clinical factors. (n.d.).
Li Nien Tan, M., Muhardi, L., Osatakul, S., Hegar, B., Vandenplas, Y., Ludwig, T., Bindels, J., Van der Beek, E. M., & Hock Quak, S. (2018). An Electronic Questionnaire Survey Evaluating the Perceived Prevalence and Practices of Lactose Intolerance in 1 to 5 Year Old Children in South East Asia. Original Article PEDIATRIC GASTROENTEROLOGY, 6(3), 170–175. https://doi.org/10.5223/pghn.2018.21.3.170
Munadzilah, S., Hegar, B., Sekartini, R., & Vandenplas, Y. (2021). Association between milk consumption and lactose malaborption in Indonesia Children. Chin J Contemp Pediatric, 23(10), 1–7.
Oktarina, Z., Sudiarti, D. T., Gizi, D., & Masyarakat, K. (n.d.). Faktor Risiko Stunting Pada Balita (24-59 Bulan) Di Sumatera (Risk Factors of Stunting among Children [24-59 months] in Sumatera).
Sari P, M., Radhina, A., & Indriani, N. (2024). The Use Of Purple Eggplant Fruit Calyx Stem (Solanum Melongena L.) As An Alternative Source Of Lactase-Producing Lactic Acid Bacteria. Biotropika: Journal of Tropical Biology, 12(02), 95–102. https://doi.org/10.21776/ub.biotropika.2024.012.02.05
Sekretariat Kabinet Repulik Indonesia. (2021). Inilah Upaya Pemerintah Capai Target Prevalensi Stunting 14% di Tahun 2024.
Sole Facioni, M., Raspini, B., Pivari, F., Dogliotti, E., & Cena, H. (2020). Nutritional management of lactose intolerance: the importance of diet and food labelling. J Transl Med, 18, 260. https://doi.org/10.1186/s12967-020-02429-2
World Health Organization (WHO). (2021). Levels and trends in child malnutrition: UNICEF/WHO/The World Bank Group joint child malnutrition estimates: key findings of the 2021 edition.
Yohmi, E., Boediarso, A., Hegar, B., Dwipurwantoro, G. P., & Firmansyah, A. (2001). Intoleransi Laktosa pada Anak dengan Nyeri PerutBerulang. Sari Pediatri, 2(4), 198–204.